Antara Herbal, Resep, dan Edukasi di Tanah Sleman
Sleman bukan sekadar kabupaten biasa. Di sinilah tradisi bertemu modernitas, dimana nenek moyang kita telah mewariskan pengetahuan tentang tanaman obat sambil generasi muda belajar farmasi di bangku kuliah yang tersebar di berbagai penjuru.
Ketika pagi hari masih berembun, Mbah Painem di Dusun Ngabean sudah mulai memetik daun sirih untuk ramuan tradisionalnya. Tak jauh dari sana, Dinda, mahasiswi farmasi semester 6, sedang menyiapkan tugas tentang fitofarmaka. Dua generasi, satu tujuan—kesehatan masyarakat.
"Ilmu lama bukan berarti salah, ilmu baru bukan berarti selalu benar. Yang penting adalah bagaimana kita memadukan keduanya dengan bijak untuk kesejahteraan bersama."
— Mbah Painem, Pengobat Tradisional Ngabean
PAFI Sleman hadir di tengah dinamika ini. Kami tidak datang untuk menggantikan tradisi yang sudah mengakar, namun memberikan pemahaman tentang cara menggunakan obat—baik tradisional maupun modern—dengan lebih aman dan efektif.
Program edukasi kami dimulai dari hal sederhana: mengajarkan cara menyimpan obat yang benar. Ternyata, masih banyak warga yang menyimpan tablet di kotak rokok bekas atau meletakkan sirup di dekat kompor. Hal kecil seperti ini bisa mengurangi efektivitas obat hingga membuatnya berbahaya.
Di akhir setiap sesi edukasi, yang paling berkesan adalah saat para ibu bertanya tentang ramuan tradisional mereka. "Kira-kira boleh nggak ya, Mas, kalau diminum bareng obat dari dokter?" Pertanyaan sederhana yang membutuhkan jawaban yang tidak sederhana—dan inilah mengapa kehadiran PAFI Sleman sangat penting di tengah masyarakat.